Sunday, December 22, 2013

Happy Mother's Day!

Ia tidak pernah mengeluh.

Butir-butir keringat sebiji jagung yang ada di puncak kepala ketika mengandungmu. Tetes-tetes darah yang menggenang ketika melahirkanmu. Pertarungan antara hidup dan mati agar kamu dapat melihat dunia.


Ia tidak pernah mengeluh.


Mengajarimu berbagai ilmu baru yang belum pernah kau ketahui. Membantumu menjejakkan kaki, mengantarkanmu meraih mimpi. Memberikanmu pedoman untuk masa depan yang telah menunggumu nanti.


Ia tidak pernah mengeluh.


Bahkan ketika kamu mulai mendelik kepadanya. Bahkan ketika kamu mulai menunjukkan raut wajah kusut yang membuat Ia menaikkan alisnya. Bahkan ketika kamu mulai membentak atau ketika kamu membanting pintu di depan wajahnya.


Ia tidak pernah marah kepadamu.


Sekalipun kamu akan sangat kesal padanya karena tidak menuruti permintaanmu, ia tidak akan pernah marah kepadamu.


Ia tidak pernah membencimu.


Sekalipun kamu melakukan hal yang sebelumnya telah Ia larang. Sekalipun kamu berbohong dan tidak mengakui kesalahanmu. Sekalipun kamu melakukan hal yang paling hina sekalipun, ia tidak akan pernah membencimu.


Disaat orang lain mencibir kearahmu dan memandangmu seolah kamu adalah sampah, ia justru akan menghampirimu. Memelukmu dan mengucapkan kata-kata yang akan menenangkanmu. Melindungimu dari cercaan dan makian yang kamu dapatkan. Menghalangimu dari segala pandangan yang membuatmu ketakutan.


Ia menyayangimu dengan setulus hati.


Di matanya hanya ada keinginan agar kamu dapat bahagia. Bagaimana agar kamu, buah hatinya, darah dagingnya, bagian dari hidupnya, dapat tersenyum dan tertawa tanpa dusta.


Ialah pahlawan tanpa tanda jasa, bagimu dan hanya untukmu.


Ialah, ibumu.


Well...

Tulisan ini mungkin hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan hal yang tidak bisa gue sampaikan secara langsung. Sejujurnya gue bukanlah orang yang bisa frontal dan bergengsi tinggi jadi lebih baik gue lampiaskan saja semuanya disini hehehe.

Gue menyadari gue masih jauh dari sebutan "anak yang baik". I've done so many mistakes to my parents and yet they've forgiven me endlessly. Gue tentu sangat berterimakasih kepada mereka karena telah menyanggupi berbagai keinginan gue, dari mulai dari gue kecil sampai sekarang. Dan gue tahu bahwa, mungkin apa yang gue lakukan terhadap mereka tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan buat gue. Gue pikir gue belum melakukan apapun yang membuat mereka bangga dan bahagia, sampai saat ini, sampai detik ini.

Karena itu, "Sayangilah orangtua selagi mereka masih ada." Kalimat itu juga mungkin berlaku bagi gue dan seluruh teman-teman gue dengan ortunya masing-masing.

Jadi, seperti judul diatas...

Happy Mother's day!

Saturday, December 21, 2013

Sudahlah

Kadang-kadang gue suka mikir, buat apa gue melakukan ini semua?

Buat apa gue memperjuangkan suatu hal dengan mati-matian padahal hal tersebut belum pasti adanya?

Kalaupun kita mendapatkannya toh, apakah kita mampu untuk mempertahankannya?

Lalu bagaimana dengan orang-orang? Apakah mereka akan memandang penuh dengan takjub dan heran ketika gue berhasil mendapatkannya atau justru malah berbalik tidak peduli?

Ya...

Gue tau harusnya gue nggak tetap begini, terus berharap tanpa pernah berbuat. Gue tau harusnya gue berubah, mulai dari pola pikir sampai cara pandang gue terhadap suatu hal yang akan menentukan bakal jadi apa masa depan gue nanti.

Apa yang gue cari sebenarnya? Apakah cuma sekadar kebanggaan dan prestise atau benar-benar sebuah ilmu yang murni? Apakah gue benar-benar ingin sampai ke tempat tujuan itu atau cuma sekedar keinginan yang semu? Kalau gue benar-benar menginginkannya pun, kenapa gue nggak bertindak? Kenapa gue nggak berbuat sesuatu untuk mendapatkannya dan malah tetap diam nggak bergerak?

Ibaratnya kalo sekarang temen-temen gue sedang berlomba-lomba mendaki gunung tinggi, gue di dasar gunung itu cuma bisa diam menerawang.

Seharusnya gue malu, bisa-bisanya malah terbuai sama ketidakpastian. Apa gunanya kalau gitu motivasi dan janji gue selama ini terhadap diri sendiri? Kalau ujung-ujungnya semua itu malah lenyap tak bersisa dan memudar begitu saja bersama dengan pengharapan yang sebelumnya selalu gue elu-elukan berulang kali.

Percuma. Percuma aja semuanya kalo gue tetap terus begini.

Entah, seolah-olah gue sampai memilih untuk nggak peduli lagi apakah nantinya gue bakal sampai ke atas puncak atau malah akan tergelincir di tengah perjalanan dan jatuh ke dasar jurang yang gelap.

Bukan sekali dua kali pikiran itu menghampiri. Bukan sekali dua kali bayangan itu menghantui.

Kalau boleh jujur, gue takut. Takut sama keputusan yang akan gue ambil. Takut sama hasil yang nggak bakalan sesuai sama keinginan. Takut sama masa depan yang gue nggak tahu bakal jadi apa dan bagaimana.

Iya, gue memang pengecut. Pengecut bermental rapuh yang bahkan belum pernah mencoba dan berusaha namun sudah mundur mengurung diri. Pengecut nan lemah yang bahkan tidak bisa bertarung untuk mengalahkan dirinya yang penuh dengan rasa arogansi dan egoisme yang tinggi. Pengecut yang bahkan tidak bisa mengerti dirinya sendiri.

Kalau begini boro-boro mendaki gunung, melangkah ke depan pun mungkin gue nggak bakalan mampu.

Ah...

Bagaimanapun, yang menentukan semuanya adalah diri gue sendiri. Apakah gue akan maju dan mendaki gunung tinggi itu di depan, semuanya mau tidak mau tergantung dari apa yang ada di dalam diri gue sendiri.

Karena sesungguhnya semua orang memiliki masalah yang sama, tinggal bagaimana cara mereka dalam menghadapi, menyikapi dan menyelesaikan masalah itu. Apakah ia akan senang, sedih, marah, kesal atau biasa saja, sekali lagi semuanya tergantung dari diri orang masing-masing.

Yah...

Karena itu, gue tahu tulisan ini mungkin aneh dan nggak jelas. Makanya...

Kita sudahi disini sajalah ya.

Sunday, December 8, 2013

Keserempet

Halo semuanya, lama tak bersua. Udah lama juga ya gue nggak cuap-cuap disini.

Well, sesuai judulnya. Tulisan ini memang akan berhubungan dengan hal serempet-menyerempet. Kenapa begitu?

Yap, benar sekali. Karena gue emang baru aja keserempet. Lebih tepatnya naik motor kemudian di serempet angkot.

Jadi ceritanya gue mau nganterin temen gue pulang, sebut saja namanya Nenek. Setelah tiba-tiba nongol di depan pagar rumah gue siang bolong tadi, niatnya ngerjain pr yang ujung-ujungnya malah nontonin video boyband, dia kemudian minta tolong gue buat nganterin pulang. Gue mengiyakan. Tapi karena tadi sore ujan lumayan deres, bokap gue suruh gue nunggu sampe reda. Dan ternyata ujan baru reda sehabis maghrib.

Setelah dia beresin barang-barangnya, kita kemudian pamitan ke bokap gue. Sambil bawa motor gue ngobrol-ngobrol kecil sama si Nenek. Eveything went really well. Yaaa sebenernya nggak really well juga sih. Di perjalanan beberapa kali ada lobang berukuran sedang dan nggak tau kenapa gue malah tetep jalan lurus bukannya belok atau ngehindar. Alhasil beberapa kali juga motor (abang) gue bergoyang cukup heboh. Walaupun nggak seheboh goyangannya Trio Macan.

Anyway, setelah insiden lobang itu gue masih tenang-tenang aja. Tapi ketenangan itu nggak bertahan lama sampe gue dan Nenek kemudian tiba di M*D Cipondoh.

Nenek bilang dia emang mau beli makanan dulu. Padahal sebelum pulang udah gue tawarin makan di rumah, tapi dia nolak. Yah, sudahlah, tidak apa-apa. Lagian juga emang di rumah gue lagi seret makanan (lah ngapain lu nawarin!?)

Kita lalu mesen makanan lewat Drive Thru. Mesen, bayar, nunggu beberapa menit dan makanan pun tiba. Semuanya baik-baik saja sampe kita berdua keluar dari Drive Thru.

Gue memutuskan untuk nganterin Nenek sampe pertigaan Cipondoh, karena gue pikir tanggung juga dan udah malem. Kasian daripada pulang sendirian naek angkot mending naek notor aja sekalian. Baek juga kan gue :')

Nah pas udah nyampe di pinggir jalan mau belok ke kiri itulah, musibah terjadi.

Entah gue yang nggak ngeliat arah datengnya angkot dari arah kanan dan entah emang kayaknya gue lupa nyalain sen kiri apa gimana... CKITTTTT!!

Gue nggak tau apakah motor gue atau angkotnya yang nyerempet, atau kita berdua yang sama-sama saling menyerempet, motor gue pun lalu tumbang ke arah kanan.

Pengendara motor sama satpam M*D yang kayaknya lagi patroli nolongin gue sama Nenek yang kemudian udah terkapar di jalan. Emang dasar saking bingung, kaget apa gimana sampe-sampe gue lupa bilang terima kasih (duh. Maap ya, pak :')) Yang gue inget cuma kita berdua sama-sama saling nanyain, "Lu nggak papa?" dan menjawab berulang kali, "Nggak papa, kok."

Tapi ternyata spion motor gue sengklek sebelah dan CocaCola Nenek yang baru dibeli tumpah ruah ke plastiknya. Setelah beliin Nenek CocaCola pengganti, kita pun melanjutkan perjalanan.

"We're rock this night, bro!" sahut Nenek tiba-tiba sambil ketawa dari jok belakang.

"Rock this night palelu!" gue menyahut sambil ikutan ketawa.

"Lu tau nggak pas jatoh tadi gue sempet mikir, jangan-jangan ini akhir hidup gue!"

"Bahahah! Sama! Gue juga!"

Gue ketawa sendiri ngebayangin insiden tadi. Bisa-bisanya dengan muka lempeng gue asal belok tanpa nyalain sen. Goblok banget kalo dipikir. Untung aja.. UNTUNG BANGET jalanan lagi sepi dan nggak terlalu banyak mobil.

Emang yah penyesalan selalu aja datengnya belakangan.

"Gue masih idup!" teriak gue barbar sambil nyengir merhatiin bayangan di spion yang sengklek.

Namun semua belom berakhir. Setelah nyampe pertigaan ternyata muncul lagi masalah baru.

Pas gue nyampe di pertigaan deket rumah Nenek dan mau matiin motor. Tiba-tiba kuncinya jadi macet. Setelah beberapa kali (dengan paksa. tentu saja) gue tarik keluar, gataunya kuncinya bengkok.

"ANJRIT KOK BISA BENGKOK GITU?" teriak si Nenek.

Gue cuma nyengar-nyengir bego gatau mau ngapain. Ini pasti gara-gara keserempet sampe motor teguling tadi nih. Mampus, batin gue. Kalo gini pasti ketauanlah sama bokap kalo gue abis keserempet. Masa iya gue berangkat kuncinya lurus tau-tau pulang jadi bengkok. Bisa-bisa bokap gue curiga abis nganterin temen gue kabur nyamperin Limbad. Mana motor bukan punya gue lagi. Nggak tahu harus gimana, ujung-ujungnya gue pun minta tolong sama abang ojek di pertigaan. Alhamdulillah berkat para tukang ojek yang baik hati itu, kunci gue selamat dan menjadi lurus lagi, walaupun nggak sempurna sih.Terimakasih abang ojek Cipondoh! <3

Akhirnya gue pun pulang setelah sebelumnya nyervis spion di deket pertigaan itu (setelah sebelumnya juga disangka ibu-ibu... gila tua bener kayaknya tampang gue..)

P.S: Intinya mah kalo naik motor jangan ugal-ugalan. Kecelakaan terjadi bukan hanya karena ada waktu dan kesempatan tapi juga karena ketidakwaspadaan oknum-oknum yang bersangkutan. Waspadalah! Waspadalah! (???)