Saturday, May 31, 2014

Feel it melts into your mouth.
Fulfilling your taster before it slowly merges with your entire saliva. You savor in bliss. Gradually appreciate the taste within your closing eyes. It's good, your lips form a smile. It's a very good taste. Your tongue keeps on moving. Looking for the taste that still remains inside your mouth. There's still something left upon your lips and your tongue just can't really stop. It's not until your lips all soaked when you finally realize that you haven't yet satisfied.

You want more.
Yes, you really want.

Thursday, May 8, 2014

Mungkin #2

Ada yang bilang jangan tentukan sesuatu hanya dari sampulnya.
Bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain hanya berdasar pada apa yang dilihat sekelebat mata, mungkin hal itu memang adalah suatu fakta.

Mungkin sesungguhnya, kamu cuma tahu penampakan luarnya saja.
Entah seberapa lama kamu mengenalnya, seberapa dekat hubungan kamu dengannya, atau seberapa sering kamu berbicara dengan orang tersebut.
Mungkin ternyata kamu tidak pernah tahu diri mereka yang sebenarnya.

Mungkin saja yang mereka lakukan adalah untuk mengecoh ketidaktahuan kamu yang merasa sudah sangat tahu.
Atau mungkin mereka hanya ingin supaya kamu tidak mengetahui apa yang telah mereka ketahui.
Karena sebagian cerita memang lebih baik tidak terungkap begitu saja.
Yah, namanya juga rahasia.

Mungkin juga karena mereka segan padamu.

Merasa bahwa kamu bukanlah yang paling dekat, bukan yang terbaik untuk diajak sekedar bercengkrama, berbicara tentang hal-hal yang amat sangat sepele maknanya.
Sampai kamu merasa tiada gunanya lagi jika kamu tetap berusaha mencerna setiap kata dan terus berada disana. Membuatmu ingin segera pergi meninggalkan mereka tanpa salam dan senyum ramah seperti biasa.

Mungkin apa yang telah kamu anggap berarti selama ini dianggap lain bagi mereka.
Mungkin saja mereka menganggap itu semua tidak ada artinya.

Tapi, hei. Mungkin juga sebaliknya.

Mungkin semua yang ada di dunia ini pun demikian.
Apa yang dikira benar, nyatanya adalah kesalahan.
Apa yang tadinya dipikir baik, tidak tahunya malah merupakan keburukan.
Apa yang sebelumnya dianggap nyata, sesungguhnya cuma khayalan.
Mungkin semuanya hanya sebagian kecil dari suatu hal yang sebelumnya justru tidak pernah terbayang oleh akal dan pikiran.

Tapi mungkin juga semua asumsi tadi itu adalah kekeliruan.

Yak, cukup.

Mungkin rangkaian kalimat yang tak berisi ini harus segera diakhiri.
Mungkin sudah waktunya kesepuluh jemari ini berhenti menari.
Mungkin otak ini harusnya lekas menyudahi renungan tentang sesuatu yang tidak pasti.
Tentang setumpuk dugaan yang tidak terbukti dan tentang berbagai kemungkinan yang mungkin tidak akan pernah terjadi.

Tuh, kan. Mungkin lagi.
Yah...
Mungkin memang akan lebih baik jika diri ini segera terlelap ke alam mimpi.

Jadi, sampai bertemu kembali.