Sunday, December 22, 2013

Happy Mother's Day!

Ia tidak pernah mengeluh.

Butir-butir keringat sebiji jagung yang ada di puncak kepala ketika mengandungmu. Tetes-tetes darah yang menggenang ketika melahirkanmu. Pertarungan antara hidup dan mati agar kamu dapat melihat dunia.


Ia tidak pernah mengeluh.


Mengajarimu berbagai ilmu baru yang belum pernah kau ketahui. Membantumu menjejakkan kaki, mengantarkanmu meraih mimpi. Memberikanmu pedoman untuk masa depan yang telah menunggumu nanti.


Ia tidak pernah mengeluh.


Bahkan ketika kamu mulai mendelik kepadanya. Bahkan ketika kamu mulai menunjukkan raut wajah kusut yang membuat Ia menaikkan alisnya. Bahkan ketika kamu mulai membentak atau ketika kamu membanting pintu di depan wajahnya.


Ia tidak pernah marah kepadamu.


Sekalipun kamu akan sangat kesal padanya karena tidak menuruti permintaanmu, ia tidak akan pernah marah kepadamu.


Ia tidak pernah membencimu.


Sekalipun kamu melakukan hal yang sebelumnya telah Ia larang. Sekalipun kamu berbohong dan tidak mengakui kesalahanmu. Sekalipun kamu melakukan hal yang paling hina sekalipun, ia tidak akan pernah membencimu.


Disaat orang lain mencibir kearahmu dan memandangmu seolah kamu adalah sampah, ia justru akan menghampirimu. Memelukmu dan mengucapkan kata-kata yang akan menenangkanmu. Melindungimu dari cercaan dan makian yang kamu dapatkan. Menghalangimu dari segala pandangan yang membuatmu ketakutan.


Ia menyayangimu dengan setulus hati.


Di matanya hanya ada keinginan agar kamu dapat bahagia. Bagaimana agar kamu, buah hatinya, darah dagingnya, bagian dari hidupnya, dapat tersenyum dan tertawa tanpa dusta.


Ialah pahlawan tanpa tanda jasa, bagimu dan hanya untukmu.


Ialah, ibumu.


Well...

Tulisan ini mungkin hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan hal yang tidak bisa gue sampaikan secara langsung. Sejujurnya gue bukanlah orang yang bisa frontal dan bergengsi tinggi jadi lebih baik gue lampiaskan saja semuanya disini hehehe.

Gue menyadari gue masih jauh dari sebutan "anak yang baik". I've done so many mistakes to my parents and yet they've forgiven me endlessly. Gue tentu sangat berterimakasih kepada mereka karena telah menyanggupi berbagai keinginan gue, dari mulai dari gue kecil sampai sekarang. Dan gue tahu bahwa, mungkin apa yang gue lakukan terhadap mereka tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan buat gue. Gue pikir gue belum melakukan apapun yang membuat mereka bangga dan bahagia, sampai saat ini, sampai detik ini.

Karena itu, "Sayangilah orangtua selagi mereka masih ada." Kalimat itu juga mungkin berlaku bagi gue dan seluruh teman-teman gue dengan ortunya masing-masing.

Jadi, seperti judul diatas...

Happy Mother's day!

Saturday, December 21, 2013

Sudahlah

Kadang-kadang gue suka mikir, buat apa gue melakukan ini semua?

Buat apa gue memperjuangkan suatu hal dengan mati-matian padahal hal tersebut belum pasti adanya?

Kalaupun kita mendapatkannya toh, apakah kita mampu untuk mempertahankannya?

Lalu bagaimana dengan orang-orang? Apakah mereka akan memandang penuh dengan takjub dan heran ketika gue berhasil mendapatkannya atau justru malah berbalik tidak peduli?

Ya...

Gue tau harusnya gue nggak tetap begini, terus berharap tanpa pernah berbuat. Gue tau harusnya gue berubah, mulai dari pola pikir sampai cara pandang gue terhadap suatu hal yang akan menentukan bakal jadi apa masa depan gue nanti.

Apa yang gue cari sebenarnya? Apakah cuma sekadar kebanggaan dan prestise atau benar-benar sebuah ilmu yang murni? Apakah gue benar-benar ingin sampai ke tempat tujuan itu atau cuma sekedar keinginan yang semu? Kalau gue benar-benar menginginkannya pun, kenapa gue nggak bertindak? Kenapa gue nggak berbuat sesuatu untuk mendapatkannya dan malah tetap diam nggak bergerak?

Ibaratnya kalo sekarang temen-temen gue sedang berlomba-lomba mendaki gunung tinggi, gue di dasar gunung itu cuma bisa diam menerawang.

Seharusnya gue malu, bisa-bisanya malah terbuai sama ketidakpastian. Apa gunanya kalau gitu motivasi dan janji gue selama ini terhadap diri sendiri? Kalau ujung-ujungnya semua itu malah lenyap tak bersisa dan memudar begitu saja bersama dengan pengharapan yang sebelumnya selalu gue elu-elukan berulang kali.

Percuma. Percuma aja semuanya kalo gue tetap terus begini.

Entah, seolah-olah gue sampai memilih untuk nggak peduli lagi apakah nantinya gue bakal sampai ke atas puncak atau malah akan tergelincir di tengah perjalanan dan jatuh ke dasar jurang yang gelap.

Bukan sekali dua kali pikiran itu menghampiri. Bukan sekali dua kali bayangan itu menghantui.

Kalau boleh jujur, gue takut. Takut sama keputusan yang akan gue ambil. Takut sama hasil yang nggak bakalan sesuai sama keinginan. Takut sama masa depan yang gue nggak tahu bakal jadi apa dan bagaimana.

Iya, gue memang pengecut. Pengecut bermental rapuh yang bahkan belum pernah mencoba dan berusaha namun sudah mundur mengurung diri. Pengecut nan lemah yang bahkan tidak bisa bertarung untuk mengalahkan dirinya yang penuh dengan rasa arogansi dan egoisme yang tinggi. Pengecut yang bahkan tidak bisa mengerti dirinya sendiri.

Kalau begini boro-boro mendaki gunung, melangkah ke depan pun mungkin gue nggak bakalan mampu.

Ah...

Bagaimanapun, yang menentukan semuanya adalah diri gue sendiri. Apakah gue akan maju dan mendaki gunung tinggi itu di depan, semuanya mau tidak mau tergantung dari apa yang ada di dalam diri gue sendiri.

Karena sesungguhnya semua orang memiliki masalah yang sama, tinggal bagaimana cara mereka dalam menghadapi, menyikapi dan menyelesaikan masalah itu. Apakah ia akan senang, sedih, marah, kesal atau biasa saja, sekali lagi semuanya tergantung dari diri orang masing-masing.

Yah...

Karena itu, gue tahu tulisan ini mungkin aneh dan nggak jelas. Makanya...

Kita sudahi disini sajalah ya.

Sunday, December 8, 2013

Keserempet

Halo semuanya, lama tak bersua. Udah lama juga ya gue nggak cuap-cuap disini.

Well, sesuai judulnya. Tulisan ini memang akan berhubungan dengan hal serempet-menyerempet. Kenapa begitu?

Yap, benar sekali. Karena gue emang baru aja keserempet. Lebih tepatnya naik motor kemudian di serempet angkot.

Jadi ceritanya gue mau nganterin temen gue pulang, sebut saja namanya Nenek. Setelah tiba-tiba nongol di depan pagar rumah gue siang bolong tadi, niatnya ngerjain pr yang ujung-ujungnya malah nontonin video boyband, dia kemudian minta tolong gue buat nganterin pulang. Gue mengiyakan. Tapi karena tadi sore ujan lumayan deres, bokap gue suruh gue nunggu sampe reda. Dan ternyata ujan baru reda sehabis maghrib.

Setelah dia beresin barang-barangnya, kita kemudian pamitan ke bokap gue. Sambil bawa motor gue ngobrol-ngobrol kecil sama si Nenek. Eveything went really well. Yaaa sebenernya nggak really well juga sih. Di perjalanan beberapa kali ada lobang berukuran sedang dan nggak tau kenapa gue malah tetep jalan lurus bukannya belok atau ngehindar. Alhasil beberapa kali juga motor (abang) gue bergoyang cukup heboh. Walaupun nggak seheboh goyangannya Trio Macan.

Anyway, setelah insiden lobang itu gue masih tenang-tenang aja. Tapi ketenangan itu nggak bertahan lama sampe gue dan Nenek kemudian tiba di M*D Cipondoh.

Nenek bilang dia emang mau beli makanan dulu. Padahal sebelum pulang udah gue tawarin makan di rumah, tapi dia nolak. Yah, sudahlah, tidak apa-apa. Lagian juga emang di rumah gue lagi seret makanan (lah ngapain lu nawarin!?)

Kita lalu mesen makanan lewat Drive Thru. Mesen, bayar, nunggu beberapa menit dan makanan pun tiba. Semuanya baik-baik saja sampe kita berdua keluar dari Drive Thru.

Gue memutuskan untuk nganterin Nenek sampe pertigaan Cipondoh, karena gue pikir tanggung juga dan udah malem. Kasian daripada pulang sendirian naek angkot mending naek notor aja sekalian. Baek juga kan gue :')

Nah pas udah nyampe di pinggir jalan mau belok ke kiri itulah, musibah terjadi.

Entah gue yang nggak ngeliat arah datengnya angkot dari arah kanan dan entah emang kayaknya gue lupa nyalain sen kiri apa gimana... CKITTTTT!!

Gue nggak tau apakah motor gue atau angkotnya yang nyerempet, atau kita berdua yang sama-sama saling menyerempet, motor gue pun lalu tumbang ke arah kanan.

Pengendara motor sama satpam M*D yang kayaknya lagi patroli nolongin gue sama Nenek yang kemudian udah terkapar di jalan. Emang dasar saking bingung, kaget apa gimana sampe-sampe gue lupa bilang terima kasih (duh. Maap ya, pak :')) Yang gue inget cuma kita berdua sama-sama saling nanyain, "Lu nggak papa?" dan menjawab berulang kali, "Nggak papa, kok."

Tapi ternyata spion motor gue sengklek sebelah dan CocaCola Nenek yang baru dibeli tumpah ruah ke plastiknya. Setelah beliin Nenek CocaCola pengganti, kita pun melanjutkan perjalanan.

"We're rock this night, bro!" sahut Nenek tiba-tiba sambil ketawa dari jok belakang.

"Rock this night palelu!" gue menyahut sambil ikutan ketawa.

"Lu tau nggak pas jatoh tadi gue sempet mikir, jangan-jangan ini akhir hidup gue!"

"Bahahah! Sama! Gue juga!"

Gue ketawa sendiri ngebayangin insiden tadi. Bisa-bisanya dengan muka lempeng gue asal belok tanpa nyalain sen. Goblok banget kalo dipikir. Untung aja.. UNTUNG BANGET jalanan lagi sepi dan nggak terlalu banyak mobil.

Emang yah penyesalan selalu aja datengnya belakangan.

"Gue masih idup!" teriak gue barbar sambil nyengir merhatiin bayangan di spion yang sengklek.

Namun semua belom berakhir. Setelah nyampe pertigaan ternyata muncul lagi masalah baru.

Pas gue nyampe di pertigaan deket rumah Nenek dan mau matiin motor. Tiba-tiba kuncinya jadi macet. Setelah beberapa kali (dengan paksa. tentu saja) gue tarik keluar, gataunya kuncinya bengkok.

"ANJRIT KOK BISA BENGKOK GITU?" teriak si Nenek.

Gue cuma nyengar-nyengir bego gatau mau ngapain. Ini pasti gara-gara keserempet sampe motor teguling tadi nih. Mampus, batin gue. Kalo gini pasti ketauanlah sama bokap kalo gue abis keserempet. Masa iya gue berangkat kuncinya lurus tau-tau pulang jadi bengkok. Bisa-bisa bokap gue curiga abis nganterin temen gue kabur nyamperin Limbad. Mana motor bukan punya gue lagi. Nggak tahu harus gimana, ujung-ujungnya gue pun minta tolong sama abang ojek di pertigaan. Alhamdulillah berkat para tukang ojek yang baik hati itu, kunci gue selamat dan menjadi lurus lagi, walaupun nggak sempurna sih.Terimakasih abang ojek Cipondoh! <3

Akhirnya gue pun pulang setelah sebelumnya nyervis spion di deket pertigaan itu (setelah sebelumnya juga disangka ibu-ibu... gila tua bener kayaknya tampang gue..)

P.S: Intinya mah kalo naik motor jangan ugal-ugalan. Kecelakaan terjadi bukan hanya karena ada waktu dan kesempatan tapi juga karena ketidakwaspadaan oknum-oknum yang bersangkutan. Waspadalah! Waspadalah! (???)

Saturday, October 5, 2013

Movie Review: 5 Centimeters per Second

Sebenernya udah pengen bikin ini dari minggu-minggu kemaren, cuma sayang sekali ternyata komputer gue rusak guys :') Monitor ngga mau nyala walaupun udah gue cabut-pasang berapa kali dari motherboard. Ngga ngerti deh padahal monitor baru. Kan bete :')

Okeh, jadi film yang gue tonton minggu kemaren ini emang bukan film baru. Sekitar tahun 2007-an lah. And yes, it's an animation film dengan grafik yang sangat memanjakan mata. Selama kurang lebih 1 jam, kita akan diperlihatkan gambar-gambar indah dengan tata letak cahaya yang sangat pantas diberikan acungan jempol.


"The speed at which cherry blossoms fall, it's 5 centimeters per second."

Film ini bercerita tentang Takaki Toono, seorang anak yang tidak mempunyai banyak teman karena harus berkali-kali pindah sekolah mengikuti pekerjaan ayahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Akari Shinohara yang memiliki banyak kesamaan dengan dirinya, tidak butuh waktu lama sampai mereka berteman dekat. Namun setelah masuk SMP, orangtua Akari ternyata harus pindah dan membawa gadis itu bersama mereka. Takaki dan Akari pun hanya bisa berkomunikasi lewat surat. Saat Takaki tahu bahwa keluarganya lagi-lagi akan pindah karena alasan pekerjaan orangtuanya, ia akhirnya memutuskan untuk menemui Akari sekali lagi sebelum mereka semakin jauh berpisah. Mereka lalu berjanji untuk bertemu di sebuah stasiun. Takaki mati-matian menahan dingin di dalam kereta yang terus berhenti karena badai salju demi bertemu Akari. Walaupun mereka akhirnya bertemu dan berbagi ciuman pertama mereka, saat itu jugalah Takaki sadar bahwa setelah itu mereka tidak akan pernah bisa bertemu lagi...


"Suddenly I was keenly aware that we wouldn't able to remain together forever. The overwhelming power of our lives, the boundless vastness of time were stretching hopelessly before us."

Film ini terbagi menjadi tiga bagian, masing-masing mengambil latar waktu yang berbeda. Part pertama: Cherry Blossom. Merupakan awal dari keseluruhan cerita yang menjelaskan tentang bagaimana pertemuan Takaki dan Akari berlangsung. Part kedua: Cosmonaut, menceritakan ketika Takaki sudah duduk di bangku kelas tiga SMA. Berbeda dari dua part yang lain, part ini bercerita dari sudut pandang Kanae Sumida, teman Takaki yang diam-diam ternyata mencintainya. Sedangkan part yang terakhir: 5 Centimeters Per Second, mengambil setting beberapa tahun kemudian saat Takaki dan Akari telah tumbuh dewasa.



"It must be a lonelier journey than anyone could imagine. Cutting through absolute darkness, encountering nothing but the occasional hydrogen atom. Flying blindly into the abyss, believing therein line the answers to the mysteries of the universe."

5 Centimeters per Second (atau judul aslinya 秒速5センチメートル/Byōsoku Go Senchimētoru) adalah film ketiga Makoto Shinkai. Seorang animator yang sudah cukup terkenal dengan karya-karyanya yang bertemakan fantasi maupun fiksi ilmiah. Tapi nggak seperti karya sebelumnya, di film ini, kita akan disuguhi tentang kenyataan hidup dari perspektif yang berbeda. Sebuah pandangan yang lebih realistis tentang halangan yang akan dihadapi seseorang selama hidupnya, tentang waktu, ruang, manusia, dan juga cinta.


"Through the act of living itself, it seems sadness always piles up here and there."

5 Centimeters per Second sendiri diartikan sebagai kecepatan dari kelopak bunga sakura yang jatuh ke tanah. Dimana bunga sakura diartikan sebagai perwujudan manusia dan kehidupan mereka yang berjalan lambat--bagaimana manusia kerap kali akan memulai kehidupan bersama sebelum secara berangsur-angsur akan berpisah dan menjalani kehidupannya masing-masing.





"I still don't know what it really means to grow up. However, if I happen to meet you, one day in the future, by then, I want to become someone you can be proud to know."

Anyway. walaupun pas bagian awal cerita alurnya terasa agak lambat dan ending-nya lumayan cliffhanger, gue rasa film ini emang bener-bener KEREN BANGET. Dari mulai tema cerita (yang mungkin terkesan sepele tapi ternyata lebih dalam dari yang kita kira), emosi antar karakter (bagaimana kehidupan Takaki setelah nggak bisa move on dari first love-nya, bagaimana Kanae yang nggak bisa ngungkapin ke perasaan ke Takaki dan bagaimana Akari malah leha-leha mau tunangan sama cowok lain -_-), sampai grafiknya yang 'wah' dan sangat men-detail. Semuanya bener-bener dapet. Sepanjang film gue cuma bisa mupeng memperhatikan betapa halusnya coloring ini dan itu. Walaupun masih level 2D tapi serius deh, nggak kalah sama animasi 3D!







Dan jujur aja gue paling gemes di episode Cosmonaut. Bener-bener ngaduk perasaan. Gambaran betapa desperate-nya Kanae disini tuh berasa banget sampe gue jadi nyesek sendiri, hovt. Terus gimana dia begitu hopeless sampe-sampe nggak bisa ngungkapin perasannya..

How it feels like when we fell in love with a certain person. How we desperately kept trying to tell them and yet that simple words just couldn't spill out from our mouth. How we would do almost anything only to get their attention. And how we couldn't stop loving them unconditionally although we knew that they wouldn't even return that feelings... Yah, pokoknya gue nangis waktu nonton bagian ini. Hiks.

Ending-nya pun juga cukup ngebuat gigit jari, karena nggak ada Kanae versi dewasa yang otomatis ngebuat ceritanya jadi gantung. Tapi untungnya, gue cukup terhibur dengan penampilan Takaki setelah dewasa. Iya, gue kesemsem pas ending scene waktu dia lagi mandangin sosok--yang kemungkinan besar adalah--Akari di depan kereta, setelah sebelumnya mereka nggak sengaja papasan. See the screencaps below:






Ganteng kan? Tapi sayang, bego

In the end, this film showed us that life goes on, kepastian bahwa hidup akan terus berjalan entah apakah kita suka ataupun tidak. It depends on us if we want to live it optimistically and believing that happiness would come eventually if we genuinely want it rather than just waiting for it to come and being all pessimist just because something bad that had already happened in the past. And finally, I would recommend this to those who love slice of life-themed film. It'd be very nice to watch!



"What speed do I have to live, to be able to see you again?"

Saturday, September 14, 2013

Semangat!

Tahun ini gue kelas 12.

Ngga kerasa ya, rasanya baru kemaren masuk SMA.

Kalo kelas 10 adalah masa-masa culun dan kelas 11 masa-masa gila, maka kelas 12 adalah masa penentuan segalanya..

Apakah kita bener-bener niat menuntut ilmu atau cuma sekedar pengen ngabisin duit orang tua. Apakah kita bener-bener serius sama masa depan kita atau ngga. Kemampuan kita setelah masa-masa 3 tahun di SMA ini akan diuji di Ujian Nasional, yang denger-denger dari guru gue sih katanya bakal diadain pas bulan April nanti.

Well, sebetulnya emang masih lama. Satu semester ini aja bahkan belom lewat. Tapi pressure-nya itu bro, beh. Pressure sebagai anak kelas 12 ternyata memang sangat terasa.

Tugas-tugas semakin bertambah, dari yang tugas harian sampe tugas akhir. Belum lagi ulangannya, subahanallah... Jadi begini kehidupan kelas 12 :')

Dan belum ada berapa bulan badan gue jadi sering nge-drop. Leher sama punggung selalu pegel dan kepala jadi suka pusing tanpa sebab. Alhasil tiap pelajaran gue jadi suka mijitin kepala. Untung temen sebangku gue mau aja gue minta tolong pijetin, walaupun malah bikin badan gue tambah pegel..

Dan penyakit pegal-pegal semacam ini ternyata masih menghantui gue hingga beberapa hari kemudian. Sepele memang, tapi menyebalkan. Kayak kalo misalkan lu batuk atau pilek aja.

Puncaknya ya tadi pagi, gue mual, mules dan pengen muntah terus bawaannya. Iya, mungkin gejalanya kayak orang hamil. Tapi engga, gue ngga hamil. Maag gue kambuh sampe bikin gue bolos pelajaran. Kayaknya sih gara-gara abis pulang sekolah kemaren gue langsung tidur sampe pagi. Entah, gatau kecapean apa gimana. Selama bolos 2 jam pelajaran itu, gue cuma bisa berbaring lemah di ruang serbaguna. (yep, ruang serbaguna. Di sekolah gue, UKS nyatu sama mushola dan biasa dipakai untuk kegiatan ekskul/rapat siswa. Gembel bukan?) Untung waktu itu ada 3 orang yang nemenin. Gue akhirnya dibeliin obat dan ditungguin sampe istirahat. Ah, jadi terharu :"

Abis perut gue udah agak mendingan, gue pun balik lagi ke kelas. Eh, pas pulang ke rumahnya gue malah mencret-mencret. Tijel abis. Jadi sebenernya gue sakit maag apa muntaber?

Dan hal itu juga yang bikin gue sadar betapa pentingnya jaga kesehatan diri. Kalo kata iklan Dettol mah, "Kalau bukan kita yang merawatnya, siapa lagi?" Hahaha. Garing -_-

Anyway, yang pasti gue jadi lebih sibuk tahun ini. Yang tadinya ngga les, mau ngga mau jadi harus les buat persiapan ujian. Yang tadinya terima pesenan gambar buat orang, jadi berhenti ngga nerima dulu. Yang tadinya waktu kelas 11 jam 9 masih molor, sekarang jam 6 udah harus bangun dan siap-siap cabut ke sekolah. Yang tadinya suka terlambat, sekarang... masih terlambat.

Well, untuk hal itu kayaknya gue harus bener-bener usaha. Because, you know, being late and being lazy, these two had become my life style ever since I was in my kindergarten year. Sampe-sampe gue pernah masuk BP gara-gara ini. How pathetic wasn't it? That's when I thought I have to change. Yaaah, walaupun masih suka kebablasan beberapa kali. Seenggaknya gue udah berusaha lebih disiplin dan ngga menunda-nunda waktu lagi. I've already tried and I'm willing to erase this habit. At least that's what I'm thinking.

Karena sesungguhnya untuk berubah jadi lebih baik itu ngga semudah orang ngupil terus disentil...

Bahkan seorang Superman juga perlu waktu buat sadar kalau dia punya kekuatan super. Thomas Alva Edison butuh 999 kali kegagalan buat mendapatkan 1 keberhasilan. Seperti peribahasa Jepang yang berbunyi, "Jatuh 7 kali, bangun 8 kali.". Walaupun gue bukan Superman dan gue bisa nangis, untuk sebuah kesuksesan emang nggak bakal ada cara yang instan kecuali dengan kerja keras. Iya emang nggak nyambung kok -_-

Intinya sih, everything needs time. And I still have much time to show the world that I can.

So, FIGHT!!! Till you can't fight anymore!! SEMANGAT!!!

Btw ini sebenernya gue nulis apaan...

Friday, August 16, 2013

A Not So Fun Holiday dan Sedikit Ceramah

Assalamu'alaikum.

Udah lama juga gak nge-post disini. Sebelumnya, selamat lebaran semua! Udah telat sih emang, tapi biarin lah. Blog gue ini lagian, suka-suka gue dong *ditampolin*

So, how was your holiday? Jadi, gimana liburannya? Asik? Seru? Atau justru malah menyebalkan?

Well, libur lebaran kali ini menurut gue standar. Nggak ada yang heboh, nggak ada yang mewah. Nggak ada yang namanya perasaan nggak sabar dan 'looking forward' to something, kecuali tentu saja. untuk salam tempel dan makanannya. Liburan yang sama aja kayak liburan-liburan sebelumnya. Yang membedakan kali ini mungkin karena gue udah kelas 12. Tapi selain itu ya, biasa aja. Nothing's special, kecuali salam tempelnya (terus aja, dasar mata duitan).

Liburan menurut definisi gue memang berbeda dari definisi orang-orang kebanyakan. Kalo misalkan mereka jalan-jalan ke berbagai kota bersama keluarga, gue nggak.

Yah, nggak senaas itu juga sih sebenernya. Dulu pernah sekali, waktu kelas 4 SD liburan ke Bali sama Bokap, Nyokap dan Abang gue. Waktu itu pertama kalinya naik banana boat berempat. Rasanya udah girang banget. Kalo naik lagi sekarang mungkin gue masih sama noraknya kayak waktu itu.

Terus gue inget pas pada jatoh dari banana boat-nya. Gue berusaha untuk nggak jatoh dan gue berhasil. Gue pun bangga.
Tapi momen berbangga diri itu nggak bertahan lama karena ternyata Nyokap gue jatoh kecebur. Gue baru sadar pas nyokap neriakin. "Tolong! Tolong!" sambil megap-megap dari kejauhan.

Gue panik.

Gue tahu benar Nyokap nggak bisa berenang. Dulu Nyokap pernah belajar berenang di kolam renang komplek dan itu pun harus dibantu sama pelatihnya. Masalahnya, ini bukan kolam renang cetek di komplek yang tingginya cuma sepinggang orang dewasa. Ini laut teman-teman. Gue nggak mau nyokap gue tenggelam disini. Gue takut. Padahal waktu itu, jelas-jelas kita semua dikasihin pelampung. Tapi ya, entah karena gue masih anak-anak atau karena emang pikiran gue dari dulu jelek semua, gue nggak yakin pelampung itu bisa nahan beban Nyokap.

Gue inget waktu itu abang banana boat kemudian menyelamatkan Nyokap ke atas perahu motor, nyusulin gue, Bokap sama Abang gue yang udah naik perahu duluan. Gue masih inget gimana gue lega karena Nyokap selamat dan nggak jadi tenggelam. Gue juga masih inget rasa air laut yang dengan iseng dan penasarannya gue cobain di atas perahu motor yang ngebawa kita berempat kembali ke pantai--ternyata emang beneran asin (yaiyalah  -_-)

Lucu aja kalo dibilang, gimana momen yang dulu kita kira nggak terlalu penting dalam kehidupan kita bisa jadi suatu bagian yang justru paling kita ingat.

Dulu juga gue suka iri sama orang-orang yang mudik. Gue ngiri ngeliatin mereka pulang ke kampungnya masing-masing. Mungkin alasannya karena sejak dulu gue lahir dan menetap di Tangerang, jadi gue nggak pernah ngerasain yang namanya pulang kampung.

Pernah gue iseng ngeliat daftar absen temen SD, dan gue baru tau tempat lahir mereka ternyata macem-macem. Ada yang di Medan, Surabaya, Jogja bahkan ada yang di Singapur. Waw, Singapur men. Entah kenapa dulu gue selalu berpikir anak kelahiran luar kota itu lebih elit dari gue yang cuma kelahiran Tangerang, terutama yang di luar negeri. Keren aja gitu kan kalo ada orang yang nanya atau pas lu ngisi biodata, "Kamu lahir dimana?". Terus jawabnya, "Singapura".

Negara Singa yang bahkan sebagian besar orang belom pernah menjejakkan kaki diatasnya, sementara temen gue dengan cihuynya malah brojol disana. Lagi-lagi gue iri. Gue jadi sering ngebayangin gimana jadinya kalo gue lahir di tempat lain, di Jakarta mungkin, daftar absen gue pasti bakal keliatan sedikit lebih keren.

Sampe-sampe Abang gue (yang waktu itu juga masih SD) pernah ngegodain gue gara-gara gue ngebet banget pengen ke luar negeri. Dia bilang gini ke gue,

"Abang sebenernya udah pernah ke Arab loh, De,"

"Hah? Beneran?"

"Iya. Abis kan kata Mamah waktu hamil Abang, Mamah lagi di Arab."

"Lah, 'kan masih dalem perut, bukan pas Abang udah lahir.."

"Biarin. Yang penting 'kan waktu itu Abang bisa liat Arab dari udel Mamah."

"......"

Kalo dipikir lagi sekarang, ngapain juga gue ngambek setelah Abang gue bilang gitu. Kenapa juga gue iri sama temen gue yang lahir di Singapur dan kenapa juga gue iri sama hal-hal kecil semacam itu? Masih untung gue dilahirin ke dunia, lengkap tanpa kekurangan apapun. Wajar sih emang pas kita masih kecil. Masih polos, masih labil, masih banyak yang kita nggak ngerti. Tapi sadar atau nggak, sebagian dari kita masih membawa perasaan itu sampai dewasa: ngerasa kurang dari orang lain. Kadang-kadang kita seolah nggak pernah puas sama apa yang kita punya. Kalo kata pepatah mah, "Rumput tetangga selalu lebih hijau".

Padahal apa yang kita punya sekarang, belum tentu kita bisa rasain dan belum tentu orang lain bisa alamin nanti...

.........

Kenapa ujung-ujungnya gue jadi ceramah gini?

Thursday, July 11, 2013

This New Addiction Called: Androgynous Men

Jadi akhir-akhir ini gue lagi seneng ngeliatin model-model androgini.

Awalnya gara-garanya ada satu acara namanya On The Spot yang waktu itu nayangin "7 men with natural beauty/without surgery". Gue yang memang tertarik dengan hal-hal aneh dan nggak biasa iseng aja nonton. Lagi ngepo-ngepo.. eeeh.. gataunya ada muka Jaejoong nongol di tv. Lah gue hening. Jaejoong, si uke rempong vokalisnya JYJ ternyata masuk daftar ini? Jujur aja sih kalo untuk soal itu sih emang udah nggak usah dipertanyakan lagi.

 




 


See?

Sebelumnya, apa itu Androgini? Kalo menurut hasil saduran dari wikipedia sih, kurang lebih gini:
Androgini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembagian peran yang sama dalam karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Istilah ini berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu ανήρ (anér, yang berarti laki-laki) dan γυνή (guné, yang berarti perempuan) yang dapat merujuk kepada salah satu dari dua konsep terkait tentang gender. Artinya pencampuran dari ciri-ciri maskulin dan feminin, baik dalam pengertian fesyen, atau keseimbangan antara "anima dan animus" dalam teori psikoanalitis.

Nah, di dalam daftar pria cantik tanpa oplas tersebut, ada 2 orang lagi yang ternyata juga menarik perhatian. Salah satunya adalah Andrej Pejic, model androgini asal Australia.
























Dan model yang kedua, surprise! Model ini berasal dari Indonesia. Namanya Darell Ferhostan. Ini foto-fotonya:



Cantik-cantik banget kan? Ampun deh gue juga nggak paham, padahal kan mereka cowok tulen. Bukan banci, bukan juga transgender. Mereka nggak jalanin operasi apapun untuk merubah gender mereka. Definisi androgini itu emang dapat dibilang, satu personifikasi yang mengaburkan batasan apakah dia itu laki-laki atau perempuan. Dengan kata lain, si androgini ini dapat terlihat seperti pria sekaligus wanita disaat yang bersamaan--ataupun sebaliknya. Tapi, seperti yang udah gue bilang tadi: androgini itu bukan banci. Mereka mungkin menyerupai wanita, tapi mereka bukan wanita--berlaku juga sebaliknya. Mereka disini hanya memainkan peran sebagai satu orang yang--seolah-olah--mempunyai dua gender yang berbeda.

Model androgini tergolong masih jarang di Indonesia. Bahkan (yang gue tau sih) cuma ada satu, yang nggak lain ya si Darell ini. I adore him somehow, karena dia berani menjalani profesi ini dan nggak takut dibilang 'aneh'. Kadang-kadang gue suka heran aja gitu kenapa pas seseorang pengen nunjukin sesuatu dalam dirinya yang nggak seperti orang lain kebanyakan, dia malah dipandang sebelah mata. Entah apakah mereka nggak bisa menerima kenyataan bahwa seseorang itu memiliki keunikan atau karena mereka yang sudah terlalu terbiasa sama keteraturan. Maka ketika satu orang itu mencoba menggebrak ke-monoton-an lingkungan dengan perbedaan miliknya, masyarakat bukan mendukungnya tapi malah berbalik memunculkan stereotip padanya. Sekali lagi, karena mereka terlalu terbiasa dengan keteraturan... (sotoy abis, iya gue tau)

Anyway...

Menurut gue sendiri sih androgini itu adalah sesuatu yang unik dan menarik. Kenapa? Karena, lucu aja gitu ngeliat ada laki-laki cantik dan perempuan ganteng. Androgini, menunjukkan bahwa bukan cuma perempuan yang bisa kelihatan lembut dan anggun, atau cuma laki-laki yang bisa nampak kuat dan perkasa (??). Androgini menunjukkan bahwa sesungguhnya apa yang seharusnya terjadi dapat terjadi sebaliknya--melawan kenyataan, mungkin. Tapi jaman sekarang apa sih yang nggak mungkin? Dan androgini seolah menyatakan bahwa perbedaan itu adalah keindahan yang sebenarnya..

Yaaa.. seenggaknya itu menurut gue sih ya...




Kalo androgini menurut lu sendiri, gimana?

Saturday, June 29, 2013

MCountdown dan Segala Kegalauan Konser

Sekarang lagi jamannya konser Korea.

Gue pribadi sih, jujur aja, bukan Kpopers. Tapi kalo untuk lagu dan grupnya, gue tau beberapa. Karena lagu Kpop rata-rata emang lumayan dan enak buat joget. 

Dari sekitar gue kelas 2 SMP, gue suka banget sama yang namanya DBSK. Sekarang gue udah kelas 2 SMA, naik kelas 3. Silahkan hitung berapa lama gue ngefans sama mereka.

Nah, waktu itu masih jaman-jamannya fanwar masalah JYJ-HoMin. Jujur aja gue capek ngeliatin fandom sendiri. Kalo masih satu fandom aja fanwar mulu gimana sama fandom lain? Secara nggak sengaja gue lalu menemukan Shinhwa, yang kebetulan lagi comeback setelah 4 tahun hiatus. Akhirnya gue memutuskan untuk istirahat dulu dari fandom DBSK dan ngepoin Shinhwa. 
Kenapa harus Shinhwa? Gatau juga sih. Yang pasti waktu itu gue pengen kabur sebentar dari chaos fandom yang seolah nggak ada ujungnya. Awalnya sih iseng aja nyari-nyari video mereka, denger lagu mereka. Eh nggak taunya malah kebablasan. Gue jadi demen dan.. you definitely know the rest story right?

Singkatnya ya, gue jadi fans mereka. Dan di suatu sore, ceritanya gue abis pulang dari rumah temen. Biasalah abg, main, ngobrol ngalor-ngidul nggak jelas. Begitu sampe rumah isenglah gue buka twitter, dan guess what I found?

"SHINHWA will be the 1st artist to appear on MCountdown - Halo Indonesia"

Gue kaget. Gue yang hari itu nggak ada feeling apa-apa, yang baru pulang dari rumah temen abis main-main bego tanpa dosa cuma bisa membelalakkan mata.

"DEMI APA LO!?"

Yang pertama kepikiran di kepala adalah izin. Gue udah pernah nyoba pas JYJ mau konser dan Jaejoong mau dateng fanmeet kesini. Hasilnya: total fail, gue nggak dibolehin. Waktu JYJ, alhamdulillah sekali konsernya dibatalkan gara-gara ada masalah sama promotor. Gue baca tweet-tweet orang katanya duit mereka setengahnya belum di refund alias dibawa kabur. Gue geleng-geleng kepala. Gue seneng JYJ nggak jadi dateng dan gue juga seneng karena gue nggak jadi galau nangis-nangisan pas hari-H gara-gara nggak bisa nonton oppa tercinta, tapi gue nggak seneng karena promotor itu bawa kabur duit orang. Nggak tanggung jawab banget sih, pikir gue waktu itu. Intinya gue emang seneng, tapi gue kasian.

Nah, yang pas Jaejoong fanmeet inilah yang paling naas menurut gue. Semuanya udah ada. Duit, ada. Temen nganter, kebetulan juga ada. Cuma satu aja problem-nya, IZIN. Yah, minta izin ke ibu-ibu konservatif macam nyokap gue tuh kayaknya hampir nggak mungkin. Bokap pun nggak membantu karena kalo nyokap udah bilang nggak, ya nggak. Nggak ada toleransi apapun.

Alhasil deh pas hari H gue cuma bisa nge-spazz sendirian. Betapa nyeseknya pas gue baca update-an fanbase kalo Jaejoong ngajak SEMUA peserta fanmeet buat hi-5 dan foto bareng (gara-garanya waktu itu dia lagi sakit dan nggak bisa ngomong). God, kalo gitu gue nggak perlu mahal-mahal beli tiket VIP cuma buat megang tangannya. I know, this makes me sound like a crazy fangirl. But the hell I care. Foto bareng dan nyentuh tangan orang yang kita suka aja belum tentu bisa, apalagi idola--yang notabene orang luar pula. Tau rasanya orang mules pengen boker tapi nggak keluar? Emang bukan begitu rasanya, tapi yang pasti gue ngerasa sayang banget waktu itu. Mungkin gue emang belum jodoh sama Jaejoong, mungkin.

Dan MCountdown kali ini pun sukses membuat gue bimbang. 'Nonton', 'nggak', ''nonton', 'nggak'. Tiap hari cuma itu aja yang ada di kepala. Sebetulnya bukan apa-apa, cuma beberapa bulan sebelum ini, promotor yang ngedatengin SS5 kemarin udah ngasih clue dan bocoran kalo mereka juga mau ngedatengin DBSK buat Catch Me Tour bulan November nanti. Mana ada rumor kalo itu tur final (yang otomatis bakal diadain besar-besaran). Eeeh udah stres kayak gitu, adalagi admin fanbase Shinhwa yang kebetulan gue follow bilang gini:

"Realis aja, fans Shinhwa masih sedikit di Indonesia"

Kampret, makin parah aja gue galaunya. Secara nggak langsung dia bilang kalo konser Shinhwa masih tergolong mustahil kalo dilihat dari mayoritas jumlah fans-nya (tapi kalo dihitung dari antusiasme Kpopers kepo yang jumlahnya lebih banyak sih, mungkin nggak terlalu mustahil-mustahil juga ya).

Beberapa hari setelah itu, line-up artist lalu diumumkan dan tiket pun mulai dijual. Gue yang masih kesel dan nggak terima lalu mencak-mencak di twitter, sok-sok ngetweet ada yang janggal gitu. Bilang promotornya nggak kompeten lah kenapa artisnya baru di-announce padahal tiketnya udah dijual, nggak adil lah kenapa harga tiketnya kemahalan. Aslinya mah gara-gara masih butthurt dan takut nggak bisa nonton.

'Masalahnya ini Shinhwa. SHINHWA men. Grup lawas yang belum tentu bisa dateng lagi kesini.' Temen gue bilang gitu dan gue pun memikirkan hal yang sama. Hingga akhirnya gue memberanikan diri buat minta izin ke orangtua... 
Tapi...

Yap. Sesuai dugaan gue sebelumnya.

Her answer was actually the same as I thought it would be. Exactly the same it hurts. Lagi-lagi gue nggak dibolehin. Setelah gagal total dan dibikin mental breakdown, semalaman gue akhirnya cuma bisa nangis dalem kamar. Kekanakan emang. Nggak keren banget sih udah SMA masih mewek gara-gara nggak bisa nonton grup idola. Tapi kalo lu ngerasain sendiri nyeseknya, betenya, keselnya, sakitnya, semua itu nggak kalah sama orang yang bokernya nggak keluar seminggu.

Disitu gue jadi heran sama anak-anak rebel seumuran gue yang bisa bebas keluar jam malem. Kok bisa segampang itu ya? Gue yang tergolong abg kuper yang setiap satnight cuma bisa internetan di rumah otomatis iri. Gue jadi inget omongan emak gue.

"Kalo sekarang mah nggak usah yang macem-macem deh".

Padahal gue nonton konser juga bukan buat macem-macem. Abis nonton ya gue langsung pulang. I mean, mau kemana lagi? Apa nyokap pikir gue baliknya ke hotel bukan ke rumah? Atau pulang-pulang gue malah ke klub malem terus main judi? Atau mungkin dia takut gue diculik? Entah, gue nggak tau. Yang jelas gue kesel. Kenapa anak lain dibolehin sedangkan gue nggak?

Dan baru aja gue abis nge-save post ini jadi draft tadi malem. Hp yang sejak abis maghrib gue tinggal dibawah lalu gue ambil. Kebiasaan jelek gue emang kalo udah asyik sama sesuatu, gue seakan jadi nggak peduli sama kondisi sekitar. Lagipula, gue juga nggak tau kalo bakal ada yang nge-whatsapp. Dan malam itu, ternyata temen gue nge-whatsapp.

'BELLAAAAAA'
'MCD DI CANCEL KATANYAAAA'
'GIMANAAAAA'
'/Plak'
'Maap bel'

Gue hening.

Satu chat berisi capslock dari nenek temen gue itu sukses ngebuat gue menaikkan alis. Entah apa namanya, gue yang sebelumnya berniat pengen curhat di blog tentang MCountdown itu malah dapet berita kayak gini: acaranya dibatalin. Gue ngakak. Coincidence-kah? Buru-buru gue nge-search sampe nemuin berita dengan headline-nya:

'Next week's 'M!Countdown' in Indonesia canceled'

Jadi beneran nih? Biar promotornya belum confirm juga kalo udah di post di situs besar kayak gini mau nggak mau orang juga jadi percaya.

Yang pertama jadi pertanyaan, 'Kenapa? Kok bisa batal?' Padahal acaranya udah tinggal beberapa hari lagi. Well, there's nothing impossible isn't it? Tapi tetep aja gue heran. Promotor yang ngedatengin mereka (dan 15 artis lainnya) bisa dibilang bukan promotor ecek-ecek, yang bilangnya mau datengin artis konser nggak taunya duitnya malah dibawa kabur. Mereka udah pernah ngedatengin Big Bang, 2PM dan B1A4 sebelumnya. Dan menurut sumber yang gue baca, konsernya selalu berjalan mulus. Intinya mah promotor bagus lah.

Di samping itu semua sih, jujur aja, GUE SENENG.

SENENG PAKE BANGET KONSERNYA BATAL. YIHAAAAAA *nari hula*

Gue jadi masih punya kesempatan buat ketemu ahjusshi gue (AHJUSSHI GUE?) itu di lain waktu. Huhuhu, maafkan aku fans lain yang udah beli tiket :')

Yaaah, seenggaknya gue berharap yang terbaik buat promotor dan fans yang udah pada beli tiket. Semoga duitnya di refund dengan baik dan benar, semoga semuanya kelar...

Dan.. semoga aja gue dibolehin buat nonton Catch Me Tour yang katanya mau diadain bulan November nanti. Amiiiin.

Friday, June 28, 2013

1st post! Let's do this.

So hi.

Jadi gue memutuskan untuk mulai nge-blog dari awal lagi. Well, sebelumnya juga gue nggak tergolong aktif. Berkali-kali bikin blog selalu berakhir dengan hal yang sama: gue telantarin. Itu juga tanpa meninggalkan post yang layak dan bermutu (karena emang juga tujuan awalnya bukan buat publikasi, tapi untuk jadi sekedar tempat curhat dan berlebay ria). Rata-rata blog yang gue bikin terus gue tinggalin itu kondisinya bisa cukup mengenaskan. Post cuma ada 2 sampai 5. Isinya pun bisa dibilang nggak ada yang jelas, pokoknya nggak karu-karuan.

Yah, sebenernya rada nggak cocok juga sih orang moody-an kayak gue bikin blog. Ini aja aslinya nggak tau mau nulis apa. Ujung-ujungnya paling gue telantarin kayak blog sebelum-sebelumnya. Hahaha -_-

Yaudah lah, daripada makin nggak jelas ngurusin kelangsungan blog gagal ini... gue akhiri disini aja deh.

See ya in another post!